Ramadhan 1445 H : Momen Belajar Yakin Sama Allah

Pergi. Iya, Ramadhan tahun ini sudah selesai. Bulan yang tiap detiknya bisa dapetin berlipat ganda pahala lewat amal sholeh yang kita udah kita lakuin. Sedih banget, udah pasti. Kecewa sama diri sendiri yang masih aja lalai buat manfaatin secara maksimal seluruh waktu di Bulan Ramadhan. 

Alhamdulillah, Allah yang Maha Penyayang kepada seluruh ciptaan-Nya masih ngasih kesempatan buatku bisa rasain malam-malam yang syahdu di bulan yang mulia ini. Nangis soal apapun gundah gulana yang lagi dirasain dan dipikirin, beneran berasa curhat to the max ke Allah. Belum sempet bilang, "ya Allah...", hati udah sesek, air mata auto keluar gitu aja sambil tahan suara isak tangis. Berasaaaaa banget kalau Allah tau banget apa yang mau aku curhat-in, trus aku nya ngga bisa berword-word alias speechless. Jadi diwakilin sama air mata yang keluar duluan.

Rabbku.. satu yang kupinta.. kuatkan koneksi diriku kepada-Mu, kepada Baginda Nabi SAW, kepada syariat-Mu, meski hari-hari yang indah di Bulan Ramadhan sudah tak bisa lagi kujangkau. Tahun depan? Hanya Engkau yang tau, apakah diri ini bisa merasakan bahagianya bertemu bulan diturunkannya petunjuk hidup seluruh manusia, Al-Quran.

Ramadhan tahun ini, ada satu pelajaran besar yang aku dapetin. Berapapun jumlah pintu yang terbuka, izin dan ridho Allah yang akan menjadi penolongnya. Allah menguji keyakinan dan husnudzon-ku sejak hari pertama Ramadhan. Yang paling aku rasain banget, ya di sektor amanah pekerjaanku. 

Jadi, beberapa kanal internal yang biasanya bisa diupayain untuk berjalannya kepentingan project yang diamanahkan ke aku, ternyata mostly ditutup karena dialihkan untuk fokus ke project lain. Ibaratnya, hanya 30% pintu kanal internal yang bisa aku ikhtiarkan dengan kondisi target yang tinggi di Bulan Ramadhan. Ditambah project-ku ngga jadi prioritas, tapi target ngga berkurang dan progressnya terus dievaluasi. 

Entahlah, tipe Te alias Thinking Extrovert yang ada pada diriku ini, harus nangis dulu pas nerima realita yang ngga sesuai harapan. Kalau udah selesai nangis, trus lega, baru bisa mikir secara logis. Sisi thinking dan logic-nya mulai bekerja. Btw, yang mesin kecerdasannya Te, ada yang kayak aku gini ngga? Wkwkwk

Oke lanjut.. Karena Allah sayang padaku, Allah ngga akan biarin aku mundur, ngga akan biarin sisi thinking-ku lemah dan ngga bekerja maksimal, ngga akan biarin aku pasrah sama keadaan. Ikhtiar demi ikhtiar yang bisa aku upayakan bersama tim, terus digaspol. Satu pintu ditutup, cari lagi pintu yang lain. Ketok-ketok terus sampe ada tanda-tanda terbuka.

Bagian yang mengizinkan terbukanya pintu, adalah hak prerogatif Allah. Bagianku, adalah cari terus pintu yang Allah buka. 

Alhamdulillah wa syukurillah, pertolongan Allah begitu nyata datang padaku. Meski kanal internal hanya sedikit, tapi Allah izinkan pertolongan datang lewat pintu eksternal. Maa syaa Allah.. nangis lagi aku, haru sedih campur sama bahagia. Aku yakin, ada banyak doa baik dari pihak lain yang ngga aku tau, yang menjadi jembatan Allah memberi pertolongan padaku. Ada upaya dari orang lain yang aku pun "kecipratan" ditolong sama Allah. 

Aku pun sadar, pertolongan Allah sangaaaaaattt dekat dengan mereka yang menggantungkan harapannya hanya pada Allah. 

Semoga, Allah terima semua amal dan puasa kita semua yang udah dimaksimalkan selama Bulan Ramadhan. 

Semoga, Ramadhan tahun depan menjadi Ramadhan paling bahagia, karena seluruh kaum Muslimin sudah bersatu dengan berdirinya Khilaafah 'alaa min haajin nubuwwah di atas kalimat tauhid "laa ilaaha illallahu..."..

Palestina, Suriah, Rohingya, Uyghur, dan seluruh saudara Muslimku.. maaf atas lalainya aku dalam menolong kalian.. sejujurnya, tak bisa kuterima seutuhnya rasa bahagia di Bulan Syawal ini dengan masih menjadi "penonton" kondisi kalian menjadi syuhada yang menjaga izzah Islam.. 😭😭😭😭

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jembatan Kebaikan Untukku

I Trust You

Partner Berjuang