Partner Berjuang

Beberapa waktu kemarin abis baca postingan Teh Pew (Febrianti Almeera) di IG yang judulnya, "Partner Berjuang".

Yang mau baca, mangga klik di sini aja. Tapi aku kutip beberapa kalimatnya : 

"Siap berjuang artinya siap menghadapi setiap masalah secara dewasa. Alih-alih lari, hadapi!

Siap berjuang jg artinya siap membaca tanda-tanda dari Allah atas kehendak-Nya mau mengarahkan keluarga ini kemana, lalu menyambut tanda itu dgn aksi.

Sambut aja meski terbatas. Karena arahan datang dari Allah, maka yakin Allah pula yg akan mampukan keluarga kita menjalaninya!

Siap berjuang lainnya adalah tentang memahami kemuliaan tugas yg melekat pada setiap peran: suami maupun istri. Kemuliaan, bukan beban. Jalan amal sholih.

Sehingga baik di medan juang ramai (publik) maupun medan juang senyap (domestik), keduanya ringan utk bekerjasama, sesuai porsi".

Maa syaa Allah, seneng banget bacanya. Kebawa haru, sedih, seneng, dan jadi optimis juga. Berasa dikasih wejangan dalam memperbaharui niat dan apa sih tujuan untuk menikah.

Poin yang aku tangkap juga, kalau masing-masing individu udah punya goals yang ingin diperjuangkan di dalam pernikahan, ya berarti "cari" orang yang siap untuk mewujudkan secara bersama. 

Bisa jadi, saat ada info tentang salah seorang yang nggak masuk kriteria yang kita buat dan itu bisa diupayakan untuk saling bantu memperbaikinya, tapi punya tujuan yang sama untuk diperjuangkan, wallahua'lam, bisa jadi itu jawaban terbaik dari Allah.

Pelan-pelan mulai atur mindset dan niat lagi. Yang jadi patokan bukan personal, tapi apa yang diperjuangkan dalam kehidupan pernikahan ialah sama-sama kepada Allah, untuk perjuangan Islam, menyiapkan generasi yang kelak Allah izinkan menjadi jundullah.

Sederhananya, kalau bukan kamu orangnya, berarti ada yang lain yang Allah siapkan.

Atau masing-masing dari kita itu sedang Allah tuntaskan apa-apa yang masih jadi tugas. Sedang Allah mapankan dulu dari banyak faktor. Kalau Allah udah ACC, baru dipertemukan. Gampang kan?